Pages

03/02/14

Avertebrata

Organisasi Tingkat Alat

Platyhelminthes  (platys = pipih; halmins = cacing)
Hewan ini sudah mempunyai alat-alat (organ) sederhana), misalnya : pharynx, ocelli, dan alat-alat yang lebih kompleks seperti organa genitalia, dan organa excretoria
¢  Ciri khas pltyhelminthes
  • Tubuh bilateral symetris. Dinding tubuh terdiri dari 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm, dan entoderm. Tubuh tidak bersegmen dan pipih
  • Epidermis lunak dan bercilia; atau tertutup oleh cuticula dan dengan alat pengisap atau kait untuk melekatkan diri pada hospes
  • Alat pencernaan masih merupakan system gastrovascular
  • Mempunyai jaringan otot, dan tidak mempunyai rongga badan (acelom)
  • Tidak mempunyai skeleton, system cardiovascular, dan alat respirasi. Organa excretoria hanya terdiri atas sel-sel berbulu getar (solenocyt)
  • Susunan saraf hanya terdiri dari 2 ganglion (cincin saraf)
  • Bersifat hermaphrodit; fertilisasi internal; telur-telur mikroskopis  
¢  Lapisan tubuh
Platyhelminthes terdiri dari 3 lapisan dinding tubuh, yaitu berturut-turut dari luar ke dalam :
  1. Ectoderm terbentuk dari epidermis yang selanjutnya membentuk kutikula
  2. Mesoderm akan terbentuk lapisan-lapisan otot, jaringan ikat dan alat reproduksi
Entodermis akan terbentuk gastrodermis (tractus digestivus)
  • Class i. turbellaria
-        Platyhelminthes kebanyakan hidup bebas, tetapi ada juga yang parasit.
-        Platyhelminthes adalah golongan cacing yang tingkatannya paling rendah
-      Contoh : Planaria → spesies : Dugesia tigrina
A.  Sifat-Sifat (Habitat)
  • Planaria hidup di dalam air tawar dalam danau, sungai dan rawa. Mereka menghindari sinar matahari dengan melekat di bawah batu / kayu
  • Cacing ini mudah diperoleh dengan cara memasukkan sekerat daging / hati ke dalam air sungai
  • Tubuhnya flexibel; dapat memanjang, memendek, atau membelok. Sebagian besar tertutup oleh selapis epidermis yang mengandung banyak pigmen dan glandula unicel
  • Kepala berbentuk segitiga, mempunyai 2 titik mata dan 3 tonjolan yang disebut auricula
  • Mulut di bagian ventral, dan di sebelah caudalnya terletak porus genitalis 
B. Anatomi Dan Fisiologi
1) Dinding tubuh
  • Epidermis terdiri dari selapis sel-sel cuboid, menutupi permukaan luar tubuh, mengandung banyak pigmen dan glandula unicel. Di bawah epidermis terdapat serabut otot circular dan longitudinal
  • Diantara epidermis dan tractus digestivus terdapat jaringan ikat mesodermal disebut mesenchym untuk membantu mendistribusikan makanan dan mengeluarkan sisa makanan
  • Epidermis banyak mengandung rhabites yang menghasilkan suatu massa pekat untuk alat pertahanan tubuh thd keadaan luar yang merugikan 
2) Systema digestorium
               Alat pencernaan terdiri dari :
  • Mulut : bersifat musculer, terletak pada permukaan ventral kira-kira di pertengahan tubuh. Mulut dibatasi oleh epithelium dan mempunyai serabut-serabut otot yang berguna untuk membuka dan menutup mulut pada saat cacing menangkap mangsa dan memakannya
  • Rongga gastrovascular terdiri dari pharynx dan intestinum
  • Pharynx : terletak di dalam rongga mulut, berbentuk silindris, bersifat muscular / berdinding otot
  • Intestinum bercabang 3; satu cabang ke anterior dan dua cabang lainnya ke posterior → tiap-tiap cabang bercabang-cabang kecil ke lateral disebut ceca untuk memperluas permukaan intestinum
3) Organ Excretorium
  • Cabang-cabang lateral berakhir dalam solenocyt. Tiap solenocyt bagian tengahnya berongga yang berhubungan langsung dengan rongga ductus excretorius. Di dalam solenocyt terdapat seberkas cilia
  • Mesencym membentuk jaringan retikuler yang mengandung cairan intracelluler yang dapat mengalir. Gerakan cairan ini dapat membantu penyebaran sari makanan dari intestinum ke bagian-bagian lain. Kelebihan air akan berdifusi ke cairan intercellulersel-sel excretoris → dikeluarkan dari tubuh
  • Sel-sel excretoris disebut solenocyt / protonephridium (sel-sel bercilia) : terdapat di sepanjang tepi badan
  • Cilia bergetar → air terdorong → ductus excretorius → mengalir ke dalam tubulus yang lebih besar → air keluar melalui pori
  • Solenocyt dipengaruhi oleh salinitas air di sekitarnya. Jika salinitasnya rendah → terbentuk beberapa solenocyt. Jika salinitasnya tinggi → solenocyt bertambah
  • Sisa metabolisme selain air keluar dari tubuh secara difusi 
4) Jaringan Otot dan Gerak
  • Tubuh Planaria bersifat musculer
  • Ectoderm bercilia terdiri dari selapis sel cuboid dan sel kelenjar yang menghasilkan lendir yang dapat mempermudah gerak cacing dengan cilianya.
Juga untuk melindungi epidermis dari gesekan terhadap permukaan yang keras
  • Serabut otot circular (memperpanjang tubuh), serabut otot longitudinal (memendekkan tubuh). Koordinasi serabut-serabut otot ini menyebabkan Dugesia dapat membelok, melipat dan menggeliat ke semua arah
5) Systema Nervosum
  • Susunan saraf terdiri dari ganglia di kepala
  • Tiap ganglion terdiri dari seberkas saraf
  • Tiap berkas saraf bercabang menjadi cabang-cabang kecil menuju seluruh tubuh
  • 2 berkas saraf tadi satu sama lain dihubungkan oleh banyak cabang-cabang melintang, sehingga membentuk bangunan seperti tangga 
6) Organ Sensuum dan Iritabilitas
  • Organo sensuum terdiri dari titik mata dan sel-sel sensoris. Sel-sel sensoris mengalami spesialisasi untuk berbagai fungsi yaitu reseptor terhadap rangsangan sentuhan dan suhu
  • Jika Planaria merasakan ada mangsa, kepalanya diangkat dan digerakkan ke kanan dan kiri, kemudian menurunkan kepalanya dan meluncur bergerak ke arah mangsa 
C . Regenarasi
  • Jika tubuh Planaria dipotong-potong maka tiap potongan akan tumbuh kembali (regenerasi)
  • Bagian tengah tubuh Dugesia dipotong-potong dan diperoleh hasil
  • Pada bagian-bagian ujung anterior akan terbentuk kepala, dan pada bagian posterior akan terbentuk caudanya. Potongan anterior regenerasinya lebih cepat daripada posterior
  • Jika kepala Planaria dibelah akan terbentuk Planaria yang berkepala dua



D.  Reproduksi
1) Monogoni
Dugesia akan membelah diri, jika mendapat cukup makanan. Badan memanjang, kemudian dekat bagian posterior pharynx terjadi penyempitan dan dan meregang, sehingga akhirnya putus. Potongan anterior bergerak dan sesudah 1 hari, terbentuk bagian posterior → terbentuk individu baru. Potongan posterior melingkar dan tidak bergerak, setelah beberapa hari terbentuk kepala dan pharynx
2) Amphigoni
  • Dugesia bersifat hermaphrodit
  • Kelenjar-kelamin ini berguna untuk membuat, menyimpan dan memindahkan sel-sel kelamin. Jika kelenjar-kelenjar ini sudah masak, akan terjadi fertilisasi, yaitu dengan cara :
a)      2 ekor Dugesia saling menempel pada permukaan ventralnya, sedemikian rupa sehingga masing-masing porus genitalisnya saling berhadapan → disebut fertilisasi silang
b)      Sesudah masa reproduksi, alat-alat reproduksi mengalami degenerasi dan akan diperbarui pada masa kelamin berikutnya  
c)      KLASIFIKASI TURBELLARIA
Ordo 1. Acoela (ch: Convulata)
         2. Rhabdocoela  :ada 4 subordo (ch: Rhycoscolex)
         3. Alloeocoela :ada 4 subordo (ch:Hypotrichina)
         4. Tricladida :ada 3 subordo (ch:Planaria)
  5. Polikladida :ada 2 subordo (ThysanozoonClass ii. Trematoda
(Trema : satu lubang, oidos : bentuk)
        Semua cacing yang termasuk dalam class ini bersifat parasit, melekat pada tubuh hospes dengan alat-alat pengisapnya yang dilengkapi dengan gigi-gigi chitin.
        Epidermis tidak bercilia, dan pada bentuk dewasa telah mengalami modifikasi menjadi cuticula
        Cacing golongan ini umumnya tidak berpigment, mulut terletak di bagian anterior, tractus digestivus dengan 2 cabang pokok; alat pengisap terdapat di sekitar lubang mulut atau pada permukaan ventral; kebanyakan bersifat hermaprodit



¢  Fasciola hepatica
A) Habitat
        Dalam keadaan dewasa cacing Fasciola hepatica ini hidup di dalam ductus biliferus dalam hepar domba, sapi, babi, dan kadang-kadang dalam manusia. Cacing-cacing ini menyebabkan banyak kerugian terutama dalam bidang peternakan
B) Bentuk Luar
        Tubuh tertutup oleh cuticula yang resistent, yang merupakan modifikasi dari epidermis
        Mulut disokong atau dibatasi oleh batil pengisap anterior (di daerah mulut) yang berbentuk sebagai diskus dan bersifat musculer, dan juga dilengkapi dengan gigi-gigi chitin
        Mempunyai batil pengisap ventralis, yang hanya dipergunakan sebagai alat pelekat saja
        Di pertengahan antara batil pengisap anterior dan posterior terdapat porus genitalis, dan pada ujung posterior tubuh terdapat porus excretorius
C) Susunan Anatomi
1. Dinding Badan
Ø  Tertutup oleh cuticula yang bersifat non celluler, homogen dan dibentuk oleh sel-sel subcutuiculer (epidermis)
Ø  Dinding badan terdiri dari ectoderm, mesoderm, dan entoderm
Ø  Batil pengisap :
Cacing melekat pada hospes dengan alat pengisapnya, yang kadang-kadang mempunyai duri-duri atau kait. Batil pengisap ini berbentuk diskus (mangkuk), bersifat musculer.
Batil pengisap anterior terletak di ujung anterior (daerah mulut), sedang pada kebanyakan spesies terdapat batil pengisap yang lebih besar disebut acetabulum (batil pengisap ventralis) yang terletak di permukaan ventral
D) Fisiologi
ü  Gerak : cacing dewasa bergerak dengan berkontraksinya oto-otot tubuh, memendek, memanjang, dan membelok.
ü  Kehidupan dan pelekatan : cacing parasit (entoparasit) melekat pada dinding ductus biliferus atau pada epithelium intestinum atau pada endothelium vena dengan alat pengisapnya 
Ø  Makanan : diperoleh dari jaringan-jaringan, sekresi, dan sari-sari makanan dalam intestinum hospes  dalam bentuk cair atau lendir, dan darah
Ø  Pada spesies yang tidak beranus, makanan atau nutrisi yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut
Ø  Reproduksi : autofertilisasi (pada entoparasit) atau fertilisasi silang
¢  E) Siklus Hidup
q  Dalam hepar seekor domba dapat dihinggapi cacing ini sampai 200 ekor / lebih. Maka dalam seekor domba terdapat lebih kurang 100.000.000 telur. Sebelum meninggalkan tubuh induknya, telur-telur mulai segmentasi. Telur-telur ini melalui ductus biliferus domba, menuju ke tractus digestivus dan akhirnya akan keluar bersama-sama feses domba itu
q  Jika telur-telur ini mencapai air atau tempat-tempat basah, akan menetas dan keluarlah larva yang bercilia(disebut miracidia)
q  Tidak berapa lama (± 8 jam) larva itu akan mati, kecuali bila mereka dapat mencapai jenis Gastropoda air tawar (Lymnea) sebagai hospes intermedier pertama.
q  Di dalam tubuh siput ini, cilia dari Miracidia hilang dan mengalami metamorfosis menjadi sporocyst, yang memperoleh makanan dengan mengabsorbsi larutan makanan dari hospes.
q  Sporocyst akan tumbuh, untuk selanjutnya dihasilkan generasi kedua (disebut Rediae), yang meninggalkan atau menembus dinding sporocyst induknya
q  Rediae di dalam tubuh siput akan tumbuh dan berkembang menjadi larva generasi ketiga (disebut Cercariae). Larva ini berekor
q  Dari jaringan tubuh siput, menuju ke rongga di antara badan dan mantelnya, untuk selanjutnya keluar dari tubuh siput, masuk ke dalam air
q  Jika mereka menemukan sejenis tumbuh-tumbuhan atau rumput air, akan membentuk cyste. Tumbuh-tumbuhan atau rumput air berlaku sebagai hospes intermedier yang kedua
q  Jika rumput bersama-sama cyste ini dimakan domba, di dalam tractus digestivus, dinding cyste akan pecah, keluarlah larva yang disebut Metacercariae. Larva ini akan menembus dinding intestinum, ikut sirkulasi darah menuju hepar. Di dalam jaringan ini cacing tumbuh dan hidup sebagai cacing dewasa 
¢  KLASIFIKASI TREMATODA
Terdiri dari 3 ordo:
  1. Monogenia
  2. Aspidobothria ( ch: Aspidogaster)
  3. Digenia ( ch: Fasciola,Scistosoma)



¢  Class iii. cestoda
(cestus : ikat pinggang)
Ciri khas :
q  Tubuh (strobilus) tertutup oleh cuticula yang tebal, tidak berpigment, tidak mempunyai tractus digestivus atau alat indera dalam bentuk dewasanya
q  Strobila terdiri dari beberapa sampai banyak segmen-segmen palsu yang disebut proglotid
q  Tiap proglotid mengandung kelenjar kelamin betina maupun jantan. Jadi cacing ini bersifat hermafrodit
q  Kepala sangat kecil berbentuk oval (disebut scolex), yang dilengkapi dengan batil pengisap atau kadang-kadang juga kait sebagai alat pelekat pada tubuh atau jaringan hospesnya
q  Cacing golongan ini semua bersifat entoparasit, umumnya dengan beberapa hospes berganti-ganti. Bentuk dewasa hidup di dalam intestinum hospes (vertebrata)
¢  Taenia solium
. Habitat
Banyak tipe-tipe cacing pita hidup di dalam intestinum dari hampir semua hewan-hewan vertebrata.
Ada 2 spesies yang umum dikenal yaitu Taenia solium (pada babi), Taenia saginata (pada sapi)
. Bentuk Umum dan Anatomi
q  Bila telah tumbuh sempurna, cacing pita ini mencapai panjang sekitar 6 – 10 kaki / 25 kaki
q  Scolex kecil berbentuk oval, dilengkapi dengan 22 – 32 kait dan 4 batil pengisap untuk melekatkan diri pada epithelum intestinum hospes
q  Tubuh atau strobila berwarna putih, berbentuk pipih seperti pita, dan terbagi oleh celah-celah melintang sampai 600-2500 segmen palsu (proglotid)
q  Proglotid mulai terdapat di belakang kepala (scolex). Atas dasar ini maka proglotid yang termuda adalah yang terletak di caudal scolex dan bentuknya kecil, yang akan bertambah besar sepanjang tubuh sampai ukuran masak tercapai
q  Proglotid yang tertua (paling masak) terletak pada ujung posterior badan
q  Diameter scolex kira-kira 1 mm, batil pengisap berbentuk mangkuk dan berdiameter ± 0,5 mm
q  Segmen-segmen yang belum masak (immature) kecil dan lebih lebar daripada panjangnya; segmen-segmen (proglotid) yang sudah masak (mature) kira-kira berjarak 1 m dari scolex dan berbentuk persegi
q  Alat-alat reproduksi :
-        Kelenjar kelamin jantan terdiri dari sejumlah testis berbentuk folliculer sebanyak 150-200 folliculi, yang tersebar di seluruh bagian dorsal proglotid yang telah masak
-        Kelenjar kelamin betina disebut ovarium. Uterus terletak di bagian tengah proglotid
q  Systema digestorium : yang spesial tidak ada, karena cacing pita tidak mencernakan makanan sendiri, tapi mereka mengabsorbsi sari-sari makanan dalam intestinum hospes
q  Organa excretoria, terdiri dari canalis excretorius longitudinal yang terletak di bagian tepi dorsal dan ventral pada proglotid dari scolex sampai proglotid terakhir. Ductus ini berakhir di dalam solenocyt dan bermuara pada ujung posterior
q  Systema nervosum : ganglia terletak di dalam scolex. Sistem saraf sama seperti Planaria
¢  Fisiologi
q  Cacing dewasa dapat hidup sampai 1 tahun di dalam tubuh hospes, makanan diperoleh dari sari-sari makanan dalam intestinum hospes
q  Cacing ini bersifat hermafrodit dan fertilisasi berlangsung di dalam proglotid yang sama atau kadang-kadang di dalam proglotid lain yang saling berdekatan letaknya
q  Proglotid bagian posterior yang telah gravid (masak) akan terpisah dari strobila dalam kelompok yang berjumlah 5-6 proglotid
q  Mereka akan keluar melalui anus bersama-sama dengan feses. Dan  akan terlepas dengan pecahnya proglotid pada saat sebelum atau sesudah keluar dari hospes
¢  Siklus hidup
  • Siklus hidup berlangsung di dalam tubuh hospes intermedier, yang umumnya adalah babi
  • Proglotid yang telah masak mengandung alat-alat reproduksi berisi telur-telur (ova) yang telah dibuahi. Proglotid ini akan putus dari strobila dan keluar bersama-sama feses hospesnya (manusiaJika proglotid ini tertelan oleh babi (hospes intermedier) di dalam intestinumnya ova akan menetas. Dari tiap ovum keluarlah larva dengan 6 kait (disebut : Oncospher). Larva ini akan menembus dinding intestinum babi tadi dan berkembang menjadi Cystiserci di dalam jaringan
  • Jika sekerat daging babi yang mengandung cystiserci ini termakan oleh manusia, larva ini akan berkembang menjadi cacing dewasa di dalam intestinum manusia itu. Cacing ini melekat pada epithelium intestinum dengan alat-alat pengisapnya yang terdapat pada scolex




KLASIFIKASI CESTODA
Sub klas 1: Cestodaria
   Tubuh tidak bersegmen dan hanya mempunyai satu set alat reproduksi ,tidak ada colex.Larva mempunyai 10 alat pencengkeram
               Ordo: 1. Amphilinidea (ch:Amphilina)
                                 2. Gyrocotylidea (ch: Gyrocotyle)
Subklas 2 : Eucestoda
                berbentuk pita dan sangat panjang, bersegmen banyak dan setiap segmen mempunyai lebih dai satu set organ reproduksi, mempunyai skolex pada anterior.Larva mempuyai 6 pencengkram
Ordo      : 1. Tetraphyllidea (ch: Phyllobothrium)
                                2. Diphillidea (ch: Echinobothrium)
                                3. Tripanoryncha )ch: Tetrarynchus)
                                4. Pseudophyllidea (ch:Bothriocephalus)
                                5. Tainoidea/Cyclophyllidea (ch: Taenia)
¢  Cara menangkap mangsa dan pencernaan :
  1. Planaria bergerak meluncur selama mengejar mangsanya dan ujung anterior dibelokkan. Jika mangsa telah tersentuh, anterior membelok dengan cepat ke arah mangsa kemudian melingkarinya
  2. Sesudah mengelilinginya ½ kali, kemudian meliputinya dengan erat dalam lendir excret glandula. Mangsa ini dengan segera didorong ke dekat lubang mulutnya. Kemudian pharynx ditonjolkan keluar untuk mengambil mangsa dan dengan segera ditarik kembali masuk ke dalam rongga mulut bersama dengan mangsa
  3. Sel-sel tertentu pada epithelium usus dapat membentuk pseudopodia dan mencerna mangsanya. Kemudian membentuk vacuola makanan, terjadi pencernaan, sari-sari makanan diabsorbsi dan secara difusi masuk ke dalam jaringan-jaringan tubuh. Sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna dikeluarkan kembali melalui lubang mulut  

0 komentar:

Posting Komentar