Klasifikasi dari marmut (Cavia
cobaya) menurut Storer dan Usinger (1961) adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Class : Mammalia
Ordo : Rodentia
Familia : Cavidae
Genus : Cavia
Spesies : Cavia Cobaya .
Sistem Pencernaan Marmut :
1.
Cavum oris
Rongga ini dibentuk oleh atap dan dasar. Atap rongga
mulut terdiri dari palatum durum (langit-langit keras disebelah anterior), dan
palatum mole (langit-langit lunak disebelah posterior). Sedangkan dasar rongga
mulut terdiri dari dentis dan lingua.
2.
Faring
Faring merupakan persimpangan jalan
makanan dan jalan respirasi. Bagian bawah lidah sebelah ventral terdapat tulang
respirasi atau glotis. Bila makanan melalui lubang ini maka akan ditutup oleh
klep anterior yang disebut epiglotis.
3.
Oesophagus
Oesophagus merupakan pipa musculus
yang sempit sebagai lanjutan dari faring.
4.
Ventriculus
Ventriculus merupakan kantong
sebagai lanjutan dari oesopahagus. Dibedakan menjadi pars cardia, pylorus, dan
fundus.
5.
Intestinum
Intestinum merupakan saluran
berkelok-kelok yaitu tempat penyerapan zat-zat makanan setelah mengalami
perombakkan yang terakhir. Intestinum ada dua yaitu tenue (duodenum, jejunum,
dan ileum) dan intastinum crasum (haustrae, incisura, dan taenia). Caecum
merupakan batas antara intestinum tenue dan intestinum crasum.
6.
Colon
Pangkal colon keluar dari caecum
berdekatan dengan muara dari ileum. Colon dapat dibagi menjadi :
·
Colon
ascenden, yang mengarah ke atas.
·
Colon
descenden, yang ,mengarah ke bawah.
·
Colon
transverum, yang mengarah melintang.
·
Colon
sigmoideum, yang merupakan colon terakhir.
7.
Rectum
Rectum merupakan usus terakhir dan
dari sini kotoran dikeluarkan melalui anus.
Selain itu terdapat juga kelenjar
pencernaan yang meliputi kelenjar ludah, menghasilkan saliva yang mengandung
enzim-enzim pencernaan. Kelenjar empedu dikeluarkan oleh hati, pankreas menghasilkan
hormon insulin dan kelenjar pencernaan (Brotowidjoyo, 1994).
Lidah mempunyai papila perasa.
Terdapat 4 pasang kelenjar ludah, yaitu parotid, infraorbital, submaxilari dan
sublingual. Terdapat kandung empedu dengan saluran getah pankreas yang bermuara
kedalam duodenum. Sekum (caecum) bedar berdinding tipis, panjangnya
kira-kira 50 cm dengan apendiks fermiformis (umbai cacing) yang bentuknya
seperti jari
Sistem pernafasan
Paru-paru mamalia berada dalam
rongga dada, yang dapat dibesarkan atau disempitkan, sehingga udara dapat
keluar masuk. Percabangan pada paru-paru masih mengalami
percabangan-percabangan lagi, sehingga percabangan yang terkecil tidak lagi
diperkuat oleh cincin tulang rawan dan berakhir pada ujung yang buntu disebut
alveolus yang berfungsi memperluas permukaan paru-paru, sehingga memperbesar
kemungkinan mengadakan pertukaran udara pernafasan oleh kapiler-kapiler pada
dinding alveolus.
Urutan jalannya pernafasan pada
marmut adalah :
1.
Nares
eksterna (Lubang hidung luar)
2.
Cavum
nasalis (rongga hidung)
3.
Nares
internal (lubang hidung dalam)
4.
Pharink
(tekak)
5.
Larynk
(jakun)
6.
Trachea
(tenggorok)
7.
Bronchus
(cabang dari trachea)
8.
Bronchiolus
(cabang dari brochus)
9.
Alveolus
(kantong udara)
Sistem Otot
Sistem otot Pada mamalia ada 3 macam
otot, yaitu : otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot lurik memiliki
miofibril yang tampak memantulkan cahaya berselang-seling, gelap terang
berjejer teratur membentuk seperti pita vertikal terhadap poros otot, sehingga
disebut otot lurik. Sel otot polos berbentuk gelendong. Sel bertetangga yang
dihubungkan dengan junctional compleks, sekeliling sel ada selaput jaringan
pengikat endomisium. Otot jantung dibina atas otot, lurik, bercabang-cabang dan
bertemu dengan serat tetangga, sehingga secara keseluruhan terbentuk jalinan
serat otot. Terdapat pada jantung. Persyarafan : autonom, tak dibawah kesadaran
atau kemauan (involunter).
Sistem
Peredaran Darah
Sistem peredaran darah pada marmut
merupakan sistem peredaran darah tertutup.
Pembuluh darah dibagi atas:
1. Pembuluh
nadi
2. Pembuluh
balik
3. Pembuluh
kapiler
4. Pembuluh
limfa
Sistem ekskresi
Organ ekskresi pada marmut yaitu
berupa sepasang ginjal (unipapila) yang terletak didaerah lumbalis sebelah atas
peritonium. Cairan urin akan keluar dari masing-masing ginjal ke bawah melalui
pembuluh ureter dan ditampung sementara dalam vesika urinaria yang berkontraksi
sehingga urin akan keluar melalui pembuluh uretra. Urin pada kelinci juga
banyak mengandung kalsium karena pengaruh makanannya dan dapat berubah warnanya
yang dipengaruhi oleh makanannya.
Pada mamalia ginjal adalah sepasang
organ berbentuk biji kacang merah. Urin keluar meninggalkan ginjal melalui
ductus yang disebut ureter. Kedua ginjal tersebut mengosongkan isinya kedalam
kandung kemih (urinary bladder). Selama urinasi urin meninggalkan tubuh dari
kandung kemih melalui saluran yang di sebut uretra.
0 komentar:
Posting Komentar